Di sebuah desa kecil, seorang putra altar sedang melayani pastor dalam Misa Minggu. Karena gugup dalam tugas barunya di altar, tanpa sengaja ia menjatuhkan secawan anggur. Sang pastor langsung menampar pipi anak itu dan berteriak dengan suara yang sangat keras, “Tinggalkan altar dan jangan kembali!” Anak itu menjadi Tito, pemimpin Komunis yang memerintah Yugoslavia selama berpuluh-puluh tahun.
Di sebuah katedral kota besar, seorang anak lelaki sedang melayani seorang uskup dalam Misa Minggu. Ia juga, tanpa sengaja menjatuhkan secawan anggur. Si uskup berpaling kepadanya, namun bukannya marah, ia berbisik lembut dengan binar-binar di matanya, “Suatu hari kelak kamu akan menjadi seorang pastor.” Anak itu bertumbuh dewasa menjadi Uskup Agung Fulton Sheen.
Kata-kata memiliki kuasa. Kata-kata dapat menyakiti. Kata-kata melukai – kadang –kadang dengan sangat dalam. Namun kata-kata juga dapat memberi pahala, membangun harga diri, menciptakan persahabatan, memberikan harapan, dan menurunkan berkat. Kata-kata dapat menyembuhkan dan mendorong prestasi. Itulah kekuatan dari kata-kata. Jadi perhatikanlah kata-kata kita.
Semoga menginspirasi. Sukses untuk Anda!
http://rusdygunawan.blogspot.com
Foto: Yoo In Na The Greatest Love
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar