Minggu, 17 Mei 2009

BERANI MENGAMBIL RESIKO karena bahaya terbesar dalam hidup adalah tidak mengambil resiko apa pun

Tertawa beresiko memperlihatkan kebodohan.
Menangis beresiko memperlihatkan kecengengan.
Bertemu orang lain beresiko memperlihatkan keterlibatan.
Menunjukkan perasaan beresiko menunjukkan diri Anda yang sebenarnya.
Mengemukakan gagasan-gagasan, impian-impian Anda di hadapan umum beresiko kehilangan mereka.
Mencintai beresiko untuk tidak dicintai.
Hidup beresiko mati.
Berharap beresiko putus asa.
Mencoba beresiko gagal.


Foto:Michella Kay

Tetapi resiko harus diambil, karena bahaya terbesar dalam hidup adalah tidak mengambil resiko apa pun. Orang yang tidak mengambil resiko, tidak melakukan apa pun, tidak memiliki apa pun, dan tidak berarti apa-apa. Mereka dapat terhindar dari penderitaan dan kesedihan, tetapi mereka tidak dapat belajar, merasakan, berubah, bertumbuh, mencintai atau hidup. Mereka adalah budak-budak yang dikungkung oleh sikap mereka sendiri, yakni kehilangan kebebasan. Orang yang merdeka hanyalah mereka yang berani mengambil resiko.

Ada sebuah kisah tentang seseorang yang bertanya kepada petani apakah ia telah menanam gandum untuk musim itu. Petani itu menjawab, “Belum, saya takut hujan tidak akan turun.” Orang itu bertanya lagi, “Apakah Anda menanam jagung?” Petani itu menjawab, “Tidak, saya takut akan diserang serangga.” Kemudian orang itu bertanya lagi, “Jadi, apa yang Anda tanam?” Petani itu menjawab, “Tidak ada. Saya tidak mau mengambil resiko.”

Kesuksesan mencakup juga keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan. Mengambil resiko tidak berarti berspekulasi secara bodoh dan berprilaku tanpa tanggung jawab.



Sukses untuk Anda,
http://rusdygunawan.blogspot.com

Tidak ada komentar: