Jumat, 26 Desember 2008

Mending jadi ORANG BODOH yang PINTAR atau ORANG PINTAR yang BODOH ?

Orang Bodoh Dan Orang Pintar

1. Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dia bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.
2. Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang Pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.
3. Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.
4. Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka dia suruh orang Pintar untuk membuatnya.
5. Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). oleh Karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.
6. Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu Orang Pintar percaya. Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.
7. Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.
8. Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang Pintar yang bekerja. Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang Pintar "meratap-ratap" kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.
9. Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang Pintar akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.
10. Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan duit. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan pekerjaan.
11. Bill Gates (Microsoft), Dell, Hendri (Ford), Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Sioe iong (BCA group). Adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN :
1. Jadi mending jadi orang pintar atau orang bodoh?
2. Pinteran mana antara orang pintar atau orang bodoh ?
3. Mulia mana antara orang pintar atau orang bodoh?
4. Susah mana antara orang pintar atau orang bodoh?

KESIMPULAN:
1. Jangan lama-lama jadi orang pintar, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.
2. Jadilah orang bodoh yang pintar daripada jadi orang pintar yang bodoh.
3. Kata kuncinya adalah "resiko" dan "berusaha", karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.

Orang pintar perpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut dan mengabdi pada orang bodoh.



http://rusdygunawan.blogspot.com

3 komentar:

Heri Kwok mengatakan...

Posting ini cukup menarik.. Tapi menurut saya orang bodoh ya bodoh, dan orang pintar ya pintar. Kita ngak bisa sebut seorang yang bisa menjadi atasan orang lain sebagai orang bodoh, walaupun dia tidak memiliki latar belakang pendidikan yang kurang dari orang lain. Di sisi lain, tidak berarti juga seorang yang punya pendidikan lebih baik dari orang lain dianggap sebagai orang pintar. Bagi yang pernah kuliah, apa yang diberikan di kelas itu hanya sedikit sekali. Jauh lebih banyak pelajaran yang kita dapatkan di dunia kerja. So, menurut saya pintar dan bodoh tidak ditentukan oleh prestasi akademik seseorang, tapi bagaimana ia bisa "Play His Role Correctly in Life".

http://herianto-ok.blog.friendster.com/

Anonim mengatakan...

Saya tertarik mencari orang-orang bodoh spt itu dalam membuat baik orang bodoh lain atau orang pintar sama-sama jadi kaya dengan bersynergy dengan sistem personal franchise kami. Jika ada yang tertarik silahkan kunjungi blog kami

Salam Sukses

http://wellnessinformationcentre.blogspot.com

Inspirator mengatakan...

Pak Heri Kwok & Wellness Information Centre, thx ya atas komentarnya. Sebenarnya artikel ini lebih bertujuan memotivasi agar kita berani berwirausaha, menciptakan lapangan kerja buat lebih banyak orang. :)