Kita semua pasti pernah bercermin. Apa yang kita lihat di cermin? Cermin pasti akan memantulkan gambar yang sebenarnya. Bagaimana bila saat kita bercermin ternyata cerminnya tidak berfungsi dengan benar. Misalnya, kalau di wajah kita ada kotoron, tapi di cermin tidak memantulkan kotoran itu. Sehingga kita merasa wajah kita bersih, padahal ada kotoran. Pasti kita merasa tidak nyaman karena kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin pernah teman, sahabat, atau kerabat yang bertanya kepada kita dan kita sungkan menjawab yang sebenarnya. Misalnya, ”Bagaimana sih menurutmu cara berpakaianku ?” Walau dia berpakaian tidak bagus, tidak pantas, atau kurang senonoh, tapi karena sungkan kita akan menjawab, ”Bagus, bagus, bagus....” Kalo seperti itu, berarti kita sudah tidak menjadi cermin yang benar. Karena kita tidak mengatakan keadaan yang sejujurnya tentang cara berpakaiannya.
Nah, bagaimana kita dapat menjadi cermin? Kita sebaiknya mengatakan apa adanya. Kita katakan bagus kalau sudah bagus, kita katakan kurang kalau masih ada yang kurang. Kita tidak perlu memperburuk, kalau dia memang sudah bagus.
Jadi kalau ada teman, sahabat, atau kerabat yang melakukan kesalahan, kata-katanya kasar, suka semaunya sendiri, harusnya kita katakan dengan jujur. Kita harus menjadi cermin yang baik baginya. Supaya ketika melihat ada kotoran di wajahnya, dia dapat membersihkannya. Sehingga dia dapat memperbaiki dirinya. Lebih mengembangkan diri, lebih baik dalam kehidupannya, dalam berinteraksi, dalam study, dalam berbisnis, dalam berteman, dan dalam segala hal.
Kalau kita merasa cermin sangat bermanfaat bagi diri kita, sehingga setiap hari kita bercermin, alangkah indahnya bila diri kita sendiri dapat menjadi cermin.
Sukses untuk Anda dari Rusdy Gunawan.
http://rusdygunawan.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar